"sebuah tutur bersambung dari sebuah kesamaan rasa : Rindu"
ada sebuah kantung lusuh di dinding hati
ia tebarkan benih rindu pada ladang penantian
garis wajahnya siratkan hampa
yang kian rapuh menanti jiwa luluh
berujar tentang masa yang terjelang bersama kepingan kegalauan
semakin jauh
air mata melekat abadi membalut asa yang berguguran
menunggu kabar dari hujan dimusim kemarau
aku terbenam dalam kelam, menanti seberkas sinar
mengais udara kosong, menghantam dinding ombak
telah bungkamkah mimpi yang mengendap pelan perlahan
kini rindu terbenam dalam sekam
potongan angan menjerit perlahan
jarijari tangan mencoba menggapaigapai udara kosong
biarlah ku dikuasai senyap dan sedu sedan yang menghujam kalbu
untuk mendapatkan sedikit senyummu agar berakar pasti di pejam mataku
O, bintang yang terjatuh di mana kutemukan palung tidurmu?
sebelum fajar meraba, tabur salam dari gerhana
rindu ini menjerat.. mengikat erat leher jenjang
sapuan angin lembut yang hantarkan mimpiku untuk masa yang tak tahu
dimana harus kupinda larik larik terang yang dapat hantarkan endapan asaku?
adakah cahyamu menaungi kejap mimpi gula-gulaku?
malam diam dalam kebekuan ,
jauh tak bertumpu pijakan haru biru
kubiarkan haru itu retak hingga remah-remah
biar lahir lagi hati biru yang lebih cerlang kilaunya
sebiru lebam sejarah lumpuhkan mata tumpul katakata
saat semua terkuak dan hidung menciumi lubang pantatnya sendiri .
tujuh turunan mengais kutukan
bahwa kerinduan serasa cuka bercampur garam
wahai takdir, kau menyerangku kian jauh...
tlah meluap di dinding hatiku, kisah rindu padamu
merindu dalam angan tanpa batas
telah tergariskan pada tangan saat asa tenggelam
tergambar nelangsa di raut perawan
pengatur takdir... tolong aku!
aku terjatuh jauh dari mimpi-mimpiku
sedang harap terpojok, mendekam. hanya mampu berdiam-diam. tergugu kenyataan
hingga biarkan yang dirasa pada bulan
tinggalkan semangat menghangatkan .
ah, tapi pertolongan.. .
menjejak keyakinan menghapus kutukan,
hangat matahari mengusap bola mata
k ebinasaan memudahkan pertemuan
lalu, kerinduan, mengapa dicarikan penawar?
kiriman sandek dari sang Surya
asah hati tuk ber-harap
potong rantai keputus-asaan
pada kehidupan,...tetap tersembunyikan,. .
makna diplintir demi segelintir nyawa yang berlari ke ketiak bapak
benang-benang probabilita dirajut gulita, kaukah sepilin asa ?
jangan tenggelam...
bersamamu kini hariku tak lagi kelabu
hingga bibir tak bisa berkata cinta
hingga hari terasa semu
kembali pada daerah abuabu tanpa tepi
melahap bisa katakata tanpa suara
tertanamkan...sebuah kerinduan
jiwa baru terlahir
-------------------------------------------------
sebuah ensemble puisi..
buat semua yang berpartisipasi didalam situ... rio yang seorang penulis amatiran cuma mau bilang... merupakan sebuah kebanggaan bisa bergabung ikut menyumbangkan rangkaian huruf bersama kalian para penulis jempolan... :)
dan buat pakcik...
rasa yang kau suguhkan begitu memikat! candu nikmat kata kata...
« back home