Sebatang pohon rambutan
di sebuah pondok mungil
Daunnya yang rindang beri kesejukan
buahnya yang lebat terasa manis dimulutku
Aku ingat,
sepasang tangan yang menanamnya
pernah menjadi naungan gundahku
tiap kerut yang kutorehkan di wajahnya
yang kini hanya bisa kulihat
dalam anganku
Tetesan keringat yang ia kucurkan untukku
Kini jadi bulir air mataku saat ku bersimpuh
Di pusaranya
Aah tak kuasa kuucapkan namamu
Dengan mulut yang durhaka ini
Hanya hatiku mampu bisikan kata
Yang tak pernah terucap saat kau masih ada
Aku sayang padamu...
-Dee
----------------------------------------------------
teh dee.. aku posting puisinya yah...
hehehe...
habisnya menyentuh...
aku terharu...
« back home